KETIKA BINTANG MUSIM PANAS PUNYA CERITA
Bagi kalian yang menyukai hal-hal berbau astronomi atau punya hobi stargazing, pastinya sudah tak asing lagi dengan istilah ‘Summer Triangle’ atau Segitiga Musim Panas. Singkatnya, Segitiga Musim Panas adalah sebuah asterism (pola bintang yang nampak dari bumi) 3 bintang terang, yaitu Altair dari konstelasi Aquila, Vega dari konstelasi Lyra, dan Deneb dari konstelasi Cygnus, yang apabila dihubungkan akan membentuk garis segitiga imajiner. Sesuai dengan namanya, peristiwa penampakan bintang-bintang ini hanya berlangsung selama musim panas. Tetapi tak perlu kecewa! Di negara-negara tropis seperti Indonesia sekalipun, Segitiga Musim Panas juga dapat diamati sekitar bulan Juli hingga Oktober. Bila kalian berada di tempat yang tepat dan jauh dari ramainya cahaya perkotaan, gugusan bintang ini dapat dilihat dengan mata telanjang, lho!
Selain dipenuhi dengan planet, bintang, dan benda-benda langit lainnya, alam semesta ini juga menyimpan segudang cerita. Tahukah kalian, ketiga bintang yang kita bahas ini ternyata punya kisah mitologi yang menarik. Yuk, kita simak beberapa cerita populer mereka:
Wujud Kesuksesan Zeus
Rasi bintang Aquila (elang) dan Cygnus (angsa) erat dihubungkan dengan sebuah mitologi Yunani kuno. Dewa Zeus yang jatuh cinta pada Dewi Nemesis harus menelan pahit lantaran cintanya berujung tak terbalas. Tapi Zeus tak habis akal. Ia mengubah dirinya menjadi seekor angsa dan membujuk Aphrodite untuk mengambil wujud seekor elang yang berpura-pura mengejarnya. Sang Dewi Nemesis yang menyaksikan kejadian tersebut menjadi iba pada sang ‘angsa’ dan memutuskan untuk melindunginya dari si ‘elang’. Tiba-tiba, si angsa kembali ke wujud aslinya, dan Nemesis pun menemukan dirinya berada dalam pelukan Dewa Zeus. Untuk merayakan keberhasilannya, Zeus menempatkan figur seekor angsa dan elang di langit yang nantinya dikenal sebagai konstelasi Aquila dan Cygnus.
Wah, sebenernya Zeus itu dewa langit atau dewa modus sih?? hahahaha /plak/
Tiga Sahabat Karib
Yang ini juga berasal dari mitologi Yunani. Diceritakan bahwa Altair, Vega, dan Deneb adalah sahabat. Vega yang berasal dari rasi bintang Lyra, yaitu sejenis harpa yang dimainkan oleh Opheus, digambarkan sebagai sosok yang cerdas. Sementara itu, lagi-lagi Deneb digambarkan sebagai seekor angsa yang cantik. Konon tariannya dapat memikat hati dewa-dewi. Altair yang sering diasosiasikan dengan burung elang karena rasi bintangnya, merupakan sosok yang kuat. Dialah yang menjadi pelindung bagi kedua sahabatnya itu.
Kisah Cinta LDR antara Altair dan Vega
Nah, ini yang paling terkenal. Berasal dari Legenda Tiongkok yang dibawa ke Jepang, dikisahkan bahwa Orihime (Vega) adalah putri dari Raja Langit Tentei. Ia pandai menenun dan hasil tenunannya diberikan kepada ayahnya. Hikoboshi (Altair) merupakan seorang penggembala sapi yang giat. Suatu hari ia bertemu dengan Orihime dan keduanya langsung jatuh cinta. Berhubung Hikoboshi adalah seorang yang rajin, maka Sang Raja Langit mengijinkan mereka untuk menikah.
Setelah menikah, pasangan ini hidup bahagia. Saking bahagianya, Orihime kemudian meninggalkan hobi menenunnya itu dan Hikoboshi juga sudah tidak menggembala sapi lagi. Si Raja Langit yang tak lagi menerima tenunan putrinya itu pun menjadi marah dan memutuskan untuk menceraikan mereka. Orihime dan Hikoboshi akhirnya dipisahkan oleh Sungai Amanogawa yang merupakan Galaksi Bima Sakti itu sendiri.
Orihime yang tak mampu menerima nasibnya lalu memohon kepada ayahnya supaya mereka dapat bertemu. Atas ketidaktegaannya, Tentei pun mengijinkan mereka untuk bertemu, dengan syarat mereka hanya boleh bertemu setahun sekali, yaitu pada hari ketujuh pada bulan ketujuh. Hanya pada hari itulah sekumpulan burung kasasagi (burung magpie) akan datang menghubungkan Sungai Amanogawa menjadi sebuah jembatan tempat Orihime dan Hikoboshi dapat bertemu.
Bila pada hari yang ditentukan itu turun hujan, burung-burung tersebut tidak dapat datang. Akibatnya, Orihime harus menunggu 365 hari lagi untuk bertemu dengan pujaan hatinya itu.
Di Jepang sendiri, peristiwa reunian antara Orihime dan Hikoboshi dirayakan dalam sebuah festival bernama Tanabata. Dalam festival musim panas ini, masyarakat dari berbagai kalangan datang mengenakan yukata (sejenis pakaian tradisional Jepang) dan menuliskan permohonan mereka pada secarik kertas bernama Tanzaku. Nantinya, tanzaku yang sudah ditulis akan digantung pada bambu, membentuk pohon harapan.
Festival Tanabata digelar di beberapa tempat di Jepang pada hari ketujuh, bulan ketujuh setiap tahunnya, yaitu 7 Juli. Salah satu tempat paling populer dan ramai dirayakannya Tanabata adalah Sendai, Miyagi. Di sana, festivalnya dirayakan satu bulan lebih lambat, yaitu antara tanggal 6 hingga 8 Agustus. Tapi tetap saja, hal itu tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk turut meramaikan Tanabata di kota mereka.
Demikianlah kisah dari tiga bintang musim panas kita kali ini. Nah, apakah kalian tertarik untuk mengamati langit malam di bulan Agustus nanti?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar